Edmund
adalah seorang raja Inggris yang hidup pada abad kesembilan. Ia menjadi
raja ketika usianya baru empatbelas tahun. Namun demikian, jabatan yang
tinggi itu tidak menjadikannya congkak atau pun sombong. Sebaliknya, ia
menjadikan Raja Daud -tokoh Perjanjian Lama- sebagai teladan hidupnya.
Edmund berusaha untuk melayani Tuhan sebaik-baiknya seperti yang telah
dilakukan Daud. Edmund bahkan menghafalkan mazmur-mazmur Daud di luar
kepala. Mazmur adalah nyanyian puji-pujian indah kepada Tuhan yang ada
dalam Kitab Suci.
Raja
Edmund memerintah dengan bijaksana, dengan menunjukkan belas kasihan
kepada segenap rakyatnya. Ketika pasukan barbar Denmark menyerang
negerinya, ia berperang melawan mereka dengan gagah berani. Pasukan
musuh jauh lebih besar dan lebih kuat daripada pasukannya. Akhirnya,
raja Inggris itu tertangkap. Pemimpin barbar bersedia menyelamatkan
nyawanya jika ia setuju dengan beberapa syarat yang mereka ajukan.
Tetapi, oleh karena persyaratan-persyaratan tersebut menentang negara
dan agamanya, raja menolak. Raja dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak
akan pernah menyelamatkan nyawanya dengan menghina Tuhan dan rakyatnya.
Karena geram, pemimpin kafir itu menjatuhkan hukuman mati kepadanya. St.
Edmund diikatkan ke sebatang pohon dan dicambuki dengan kejam. Raja
yang kudus itu menerima siksaannya dengan sabar, sambil menyebutkan nama
Yesus untuk memberinya kekuatan. Kemudian, para penyiksanya membidikkan
panah-panah ke seluruh bagian tubuhnya. Para pemanah itu membidik
dengan hati-hati agar tidak mengenai bagian tubuhnya yang vital,
sehingga penderitaannya dapat diperpanjang. Pada akhirnya, St. Edmund
dipenggal kepalanya. Raja Edmund meninggal pada tahun 870.
Devosi kepada St. Edmund sang martir menjadi demikian populer di Inggris. Banyak gereja didirikan untuk menghormatinya.
Marilah pada hari ini kita berdoa memohon keberanian untuk menjadi pengikut Kristus yang setia dalam segala hal yang kita lakukan.
Dikutip dari : yesaya.indocell.net
0 komentar:
Posting Komentar