oleh: P. William P. Saunders *
Saya
ambil bagian dalam perayaan Misa dan terkejut ketika pada tanggal 3
Januari imam mengumumkan bahwa hari itu adalah Pesta Nama Yesus yang
Tersuci. Di paroki saya juga ada Serikat Nama Yesus yang Tersuci.
Bagaimanakah asal mula perayaan ini?
~ Seorang pembaca di Fairfax Station
Penghormatan
kepada Nama Tersuci Tuhan kita, Yesus Kristus, dimulai sejak jaman para
rasul. St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi menulis, “supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada
di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:
"Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp 2:10-11).
Sama seperti setiap nama memberikan identitas kepada pemiliknya serta
mencerminkan hidup pribadinya, nama Yesus mengingatkan orang akan siapa
Yesus serta apa yang telah Ia lakukan bagi kita. Patut diingat bahwa
nama “Yesus” berarti “Tuhan menyelamatkan” atau “Tuhan adalah
keselamatan.”
Dengan
menyerukan nama Kristus dengan khidmat dan dalam iman, orang berpaling
kepada-Nya dan mohon dengan sangat pertolongan ilahi-Nya. Sebuah buku
rohani tua menyebutkan empat ganjaran istimewa bagi mereka yang
menyerukan Nama Yesus yang Tersuci: Pertama, nama Yesus membawa
pertolongan dalam kebutuhan fisik. Yesus Sendiri berjanji pada saat
Kenaikan-Nya, “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang
percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan
berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan
memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan
orang itu akan sembuh.” (Mrk 16:17-18). Setelah Pentakosta,
St. Petrus dan St. Yohanes pergi ke Bait Allah untuk berkhotbah dan
mendapati seorang lumpuh yang mengemis; St. Petrus memerintahkan, “Emas
dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan
kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
dan orang lumpuh itu pun mulai berjalan (Kis 3:1-10). Dengan menyerukan
nama Yesus, St. Petrus juga menyembuhkan Eneas (Kis 9:32 dst).
Kedua,
nama Yesus membawa pertolongan dalam pencobaan-pencobaan rohani. Yesus
mengampuni dosa, dan melalui penyeruan Nama Yesus yang Tersuci,
dosa-dosa akan terus diampuni. Pada hari Pentakosta, St. Petrus
menggemakan nubuat Nabi Yoel, “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kis 2:21),
pengajaran serupa diserukan oleh St. Paulus dalam suratnya kepada
jemaat di Roma (Rm 10:13). Sementara St. Stefanus, martir pertama,
dilempari batu, ia menyerukan nama Kristus dan berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kis 7:59). St. Thomas More,
sementara menanti eksekusinya, menulis kepada putrinya, Margareta, “Aku
tidak akan meragukan-Nya, Meg, meskipun aku merasa diriku semakin lemah
dan diliputi ketakutan yang sangat. Aku ingat bagaimana Santo Petrus,
karena merasakan hembusan angin, mulai tenggelam karena kurang iman, dan
aku akan melakukan seperti apa yang dilakukannya: berseru kepada
Kristus dan berdoa mohon pertolongan-Nya. Dan kemudian aku percaya Ia
akan menumpangkan tangan-Nya yang kudus atasku dan mengangkatku dari
badai laut.”
Ketiga,
nama Yesus melindungi orang dari setan dan pencobaan-pencobaannya.
Yesus, dengan kuasa-Nya Sendiri, mengusir setan-setan (misalnya di
Gadara (Mat 8:28-34)). Dengan menyerukan Nama Yesus yang Tersuci, setan
akan dikalahkan.
Dan yang terakhir, kita menerima setiap rahmat dan berkat melalui Nama Yesus yang Tersuci. Yesus bersabda, “Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada
Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu
belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan
menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” (Yoh 16:23-24). Ringkasnya, St. Paulus mengatakan, “Dan
segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur
oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kol 3:17).
St. Bernardinus dari Sienna (1380-1444) dan muridnya, St. Yohanes dari Capestrano
(1386-1456) menyebarluaskan devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci.
Dalam khotbah-khotbah misi mereka di segenap penjuru Italia, mereka
membawa sebuah monogram Nama Yesus yang Tersuci dikelilingi cahaya.
Menurut asalnya, monogram IHS merupakan singkatan nama Yesus dalam
bahasa Yunani: I dan H mewakili Iota dan Eta, yaitu dua huruf pertama
dari nama-Nya; dan S, Sigma, huruf terakhir. (Tradisi sesudahnya
mempergunakan lambang IHS untuk melambangkan bahasa Latin “Iesus Hominum
Salvator”, yang artinya “Yesus Juruselamat Manusia”). St. Bernardinus
dan St. Yohanes memberkati kaum beriman dengan monogram ini, serta
dengan menyerukan nama Yesus, dan banyak mukjizat terjadi. Mereka juga
mendorong orang banyak agar menempatkan monogram ini di gerbang-gerbang
kota dan di pintu-pintu masuk rumah mereka. Guna menepis penolakan
sebagian orang yang menganggap penghormatan tersebut sebagai takhayul,
Paus Martinus V pada tahun 1427 merestui penghormatan yang layak bagi
Nama Yesus yang Tersuci dan minta agar dalam monogram IHS ditambahkan
salib. Pada tahun 1455, Paus Kalistus III meminta St. Yohanes untuk
menyampaikan khotbah kepada para laskar agar menyerukan Nama Yesus yang
Tersuci saat berperang melawan bala tentara Muslim Turki yang tangguh
yang memporak-porandakan Eropa Timur; kemenangan dicapai dengan
mengalahkan mereka dalam Pertempuran di Belgrade pada tahun 1456.
Pada
tahun 1597, Paus Sixtus V memberikan indulgensi kepada siapa yang
dengan hormat mendaraskan, “Terpujilah Yesus Kristus!” Paus Cement VII
pada tahun 1530 mengijinkan para Fransiskan merayakan pesta demi
menghormati Nama Yesus yang Tersuci, dan Paus Inosensius XIII
menyebarluaskan devosi ini kepada seluruh Gereja univeral pada tahun
1721; pestanya dirayakan pada hari Minggu antara tanggal 1 hingga 6
Januari, atau pada tanggal 2 Januari. (Sayangnya, pesta ini dihilangkan
dalam revisi kalender liturgi pada tahun 1969 oleh Paus Paulus VI). Paus
Pius IX pada tahun 1862 merestui Litani Nama Yesus yang Tersuci, yang
kemudian oleh Paus Leo XIII disebarluaskan bagi seluruh Gereja karena ia
“… begitu rindu menyaksikan meningkatnya devosi kepada Nama Yesus yang
Tersuci di antara umat beriman, terutama dalam masa ketika nama
mahamulia ini dicemooh dan dilecehkan.”
Paus
Yohanes Paulus II menetapkan kembali Pesta Nama Yesus yang Tersuci agar
dirayakan pada tanggal 3 Januari. Di samping itu, seruan dalam iman
kepada Nama Yesus yang Tersuci sebagai bagian dari doa atau karya, dan
pendarasan Litani Nama Yesus yang Tersuci masih memperoleh indulgensi
sebagian bagi pemulihan dosa. Juga, Serikat Nama Yesus yang Tersuci,
yang didirikan pertama kali pada tahun 1274 dan memperoleh status
serikatnya pada tahun 1564, di tingkat paroki dan keuskupan terus
menggalakkan penghormatan kepada nama Yesus, melakukan silih bagi dosa
carut-marut dan hujat terhadap Nama Yesus yang Tersuci, dan pengudusan
pribadi bagi para anggotanya.
* Fr. Saunders is pastor
of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of
catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: The Holy Name of Jesus” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
0 komentar:
Posting Komentar