Pandanglah
Aku di Salib… Jadi, Aku tidak membuatmu jijik dalam keadaan ini?
Kejijikan manusia, jauh dari Bapa, sendirian, dengan beban dosa-dosa,
disalibkan pada Salib… Masih dapatkah engkau memandang pada-Ku dengan
penuh kepercayaan, penuh pengharapan dan keyakinan bahwa Aku adalah
Tuhan-mu dan Mempelai-mu?... Semua orang telah meninggalkan-Ku dalam
kebingungan mereka atas keterpurukan-Ku. Dua atau tiga jiwa yang setia
memandang pada-Ku dengan airmata di pelupuk mata… BundaKu, BundaKu
terkasih!... Murid yang begitu Aku kasihi, Maria Magdalena, dan engkau
bersama mereka… Aku mengenalimu dan Aku merasa bahagia, tetapi di
manakah yang lainnya? Di manakah Petrus, Batu Karang, yang topan badai
tidak akan menguasainya? Di manakah Gereja-Ku yang baru yang akan segera
muncul dari Luka ungu di Hati-Ku yang siap ditikam oleh prajurit? Ia
akan muncul sebagai bunga yang terindah di Firdaus, yang dikandung dari
Kasih dan diberi makan dengan Tubuh-Ku dan Darah-Ku yang akan terus
tercurah bagi Gereja hingga akhir waktu, sebagaimana Aku lakukan pada
saat ini.
yesaya.indocell.net
0 komentar:
Posting Komentar