St
Canute adalah seorang raja Denmark yang kuat dan bijak. Ia hidup pada
abad kesebelas. Canute seorang atlit yang hebat, seorang penunggang kuda
yang cakap, dan seorang jenderal yang mengagumkan.
Di
awal masa pemerintahannya, ia memimpin sebuah peperangan melawan bangsa
barbar yang mengancam hendak mengambil alih kekuasaan. Raja Canute dan
bala tentaranya berhasil mengalahkan mereka. Raja begitu mencintai iman
Kristiani hingga ia memperkenalkannya kepada orang-orang yang belum
pernah mendengar mengenai kekristenan. St Canute berlutut dalam gereja
di kaki altar dan mempersembahkan mahkotanya kepada Raja segala raja,
Yesus. Raja Canute seorang yang amat murah hati dan lemah lembut kepada
rakyatnya. Ia berupaya membantu mereka mengatasi masalah-masalah mereka.
Di atas segalanya, ia ingin membantu mereka menjadi pengikut Yesus yang
sejati. Akan tetapi, pecah suatu pemberontakan dalam kerajaannya
diakibatkan oleh hukum-hukum yang ia tetapkan mengenai dukungan terhadap
Gereja. Suatu hari, sekelompok orang yang marah mendatangi gereja di
mana Canute sedang berdoa. Raja tahu mereka telah datang untuk
mencelakainya. Ketika para musuh masih di luar, Raja Canute menyambut
Sakramen Rekonsiliasi dan Komuni Kudus. Ia berbelas-kasihan kepada
mereka yang begitu murka hingga hendak membunuhnya. Dengan segenap hati
ia mengampuni para musuhnya. Sementara ia masih berdoa, sebilah tombak
dilemparkan melalui jendela dan raja pun tewas. Hari itu adalah tanggal
10 Juli 1086.
St
Canute berupaya menjadi seorang raja yang baik sebagai ungkapan syukur
kepada Yesus atas segala rahmat dan berkat yang telah ia terima. Kita,
juga, sepatutnya mengucap syukur kepada Tuhan setiap hari dan
mempersembahkan kepada-Nya sebuah mahkota yang terdiri dari rangkaian
perbuatan baik kita.
yesaya.indocell.net
0 komentar:
Posting Komentar